Langkah sederhana Gerakan perangi Stunting, Siswa SDN 015 Sumberjo membawa bekal makanan setiap hari Jum’at.
WartaAmperak.com_Polewali===== Gerakan memerangi kekerdilan atau stunting bisa dimulai dengan langkah sederhana, misalnya, membawa bekal makanan dan minuman ke sekolah. Hal tersebut menjadi perhatian sendiri bagi Ibu Nurfatimah, S.Pd., M.Pd., Kepsek SDN 015 Sumberjo hingga mengagendakan kewajiban membawa bekal makanan bagi siswa setiap hari Jum’at. Selasa 15/11/2022.
Kepala Sekolah 015 menerangkan asupan makanan dan minuman yang dibawa dari rumah untuk dikonsumsi siswa saat jam istirahat, jauh memberi jaminan kecukupan gizi sekaligus higienitas dibanding jajan di warung.
“Menyiapkan bekal makan siang sehat dari rumah tentu lebih hemat dibandingkan membelinya di kantin sekolah. Selain itu, orang tua juga dapat memastikan bahwa anak mengonsumsi makanan bergizi seimbang, bukannya malah jajan sembarangan.” jelas Ibu Nurfatimah.
Kepsek 015 Sumberjo ini menambahkan Manfaat anak bawa bekal ke sekolah salah satunya memberi kontrol atas asupan makanan yang dikonsumsi anak. Jika anak memiliki alergi makanan tertentu, maka hal tersebut dapat dicegah dengan membawa bekal makanan yang aman. Selain itu, orang tua juga dapat memastikan bahwa anak mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, dibandingkan jika ia jajan sembarangan.
Godaan siswa zaman sekarang memang berat. Kadang mereka tidak bisa bawa bekal dari rumah karena orang tuanya sibuk sehingga tidak memiliki waktu menyiapkan bekal. Akhirnya, orang tua mengambil jalan pintas dengan memberi uang jajan.
Siswa SD itu yang belum memiliki kemampuan memilih jenis makanan bergizi dan sehat. Mereka cenderung memilih makanan dan minuman yang lagi populer tapi tidak terlalu memedulikan kandungan gizi dan proses pengolahannya, apakah sehat atau tidak.
“Menyiapkan bekal makan siang sehat dari rumah tentu lebih hemat dibandingkan membelinya di kantin sekolah. Selain itu, cara ini juga dapat mencegah anak membeli makanan atau cemilan yang tidak sehat. Selain tidak sehat, jajan di sekolah tentu bisa lebih boros.” Pungkas Nurfatimah, S.Pd., M. Pd., (ArYa)