ALIANSINEWS.COM_POLMAN=== Keluarga besar Jamaluddin, S.Kep, Kepala Puskesmas Kecamatan Alu sekaligus Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Polewali Mandar, menyampaikan keprihatinan dan kecaman keras atas peristiwa salah tangkap dan kekerasan yang dialami beliau dalam peristiwa eksekusi lahan di Pallu’dai.
Sampai rilis ini diturunkan,4 Juli 2025 Jamaluddin masih dalam kondisi tidak sadarkan diri pasca menjalani operasi pengangkatan gumpalan darah di kepala dan dirawat intensif di ICCU RSUD Andi Depu. Beliau mengalami luka serius di kepala dan wajah, yang sangat tidak sebanding dengan alasan “pengamanan massa” seperti yang semestinya dilakukan aparat secara profesional.
Menurut keterangan istri korban, yang juga saat ini dirawat di UGD karena kelelahan, suaminya berada di rumah mertua sejak pagi untuk mengamankan rumah dari potensi kebakaran dan kerusuhan. Namun, rumah itu justru menjadi sasaran pendobrakan oleh aparat, dan semua orang di dalam rumah diseret secara paksa, termasuk Jamaluddin, meski ia sudah menjelaskan bahwa dirinya adalah ASN dan tidak terlibat dalam aksi massa.
“Kami sangat menyayangkan, mengapa seorang tenaga kesehatan bisa mengalami luka-luka berat seperti ini. Ini bukan prosedur pengamanan biasa, ini seperti tindakan represif yang tidak berdasar hukum dan nurani,” ujar Awaluddin, Juru Bicara Keluarga.