Kalaksa BPBD kabupaten Polewali Mandar A. Afandi Rahman saat Konsultasi Publik D’BALATAU di Aula Kantor kecamatan Tinambung.
AliansiNews.Com=PolewaliMandar. Guna mendeteksi bencana sejak dini serta mempermudah masyarakat melaporkan kejadian bencana yang terjadi di sekitarnya. Andi Afandi Rahman Kalaksa BPBD PolMan (Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Polewali Mandar) perkenalkan Aplikasi D’BALATAU (Digitalisasi KeBencanaan Dan LAyanan TAnggap DarUrat) dalam Konsultasi Publik yang dilaksanakan di Aula kantor kecamatan Tinambung. Rabu 28/9/2022.
Tampak hadir dalam Konsultasi Publik D’BALATAU Camat Tinambung, Camat Alu, Camat Limboro, beberapa Lurah dan Kepala Desa, Mahasiswa, Tokoh Masyarakat dan Lembaga Swadaya Masyarakat.
Aplikasi D’BALATAU yang akan segera launching tersebut saat ini masih membutuhkan saran-saran dari berbagai pihak agar nantinya Aplikasi D’ BALATAU lebih maksimal dan mudah dipergunakan oleh masyarakat.
Aplikasi D’BALATAU yang dapat diunduh di HP android nantinya dapat dipergunakan masyarakat untuk mengetahui potensi terjadinya bencana serta dapat dipergunakan melakukan pelaporan apabila ada kejadian bencana yang terjadi di sekitarnya secara mandiri.
Dalan penjelasannya Andi Afandi Rahman mengatakan alat yang terpasang dilokasi rawan bencana secara otomatis akan mengirimkan alarm ke HP yang telah mengunduh Aplikasi D’BALATAU apabila ketinggian air atau tiupan angin sudah mendekati titik rawan bencana.
“Dengan adanya peringatan dini dari Aplikasi D’BALATAU diharapkan masyarakat dapat bersiap-siap sebelum datangnya bencana baik itu banjir maupun angin kencang. Ini untuk dapat meminimalisir korban ataupun kerugian akibat bencana.” Jelasnya.
Andi Afandi Rahman menambahkan untuk tahap piloting ini baru locus di 6 desa untuk mitigasi bencana Banjir dan angin puting beliung, untuk mitigasi potensi bencana banjir yaitu :
1. Desa Saragiang (Kec. Alu),
2. Desa Tandassura (Kec. Limboro),
3. Desa Galunglombok (Kec. Tinambung),
Sedang untuk mitigasi potensi bencana angin kencang/puting beliung di kecamatan Campalagian yaitu :
1. Kel. Pappang;
2. Desa Kenje dan;
3. Desa Lapeo.
“pemilihan locus desa/kelurahan tersebut di atas bukan berarti desa/kelurahan lain tdk terdapat potensi bencana, namun krn semata-mata frekuensi bencana banjir dan angin kencang/puting beliung akhir-akhir ini memang agak dominan dari wilayah tersebut serta masuk daerah rawan potensi bencana banjir dan angin kencang/puting beliung menurut data katalog BNPB,” imbuhnya.
Lanjut kepala BPBD PolMan berharap nantinya pihak Desa yang wilayahnya rawan bencana dapat mempersiapkan alat pendeteksi bencana yang terkoneksi dengan aplikasi D’BALATAU secara mandiri, pihak BPBD PolMan juga berupaya pengadaan alat nantinya dapat di intervensi APBD Kabupaten.
“Aplikasi D’BALATAU merupakan inovasi yang pertama di SulBar, jadi saran dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan aplikasi ini sebelum secara resmi di launching nantinya.” Pungkas Kalaksa BPBD PolMan Andi Afandi Rahman. (Win).